Tahun 2007 dibuka dengan musibah yang beruntun di banyak negara. Di Indonesia, belum selesai proses pencarian korban karam kapal, pesawat Adam Air rute Surabaya-Manado dinyatakan hilang. Ada yang bilang hal ini disebabkan cuaca buruk. Namun, saya sendiri curiga bahwa cuaca hanyalah pemicu, tapi penyebab utamanya adalah overload atau kelebihan bobot yang menyebabkan instabilitas ketika ada gangguan eksternal. Tapi kita tunggu saja laporan tim investigasinya. Eh, mari kita ngobrolin pesawat terbang ...
Bagaimana pesawat bisa terbang?
Karena penjelasan fisika dan matematik untuk lift, gaya angkat pesawat, itu kompleks, maka jika saya ditanya bagaimana pesawat bisa terbang, jawaban saya selalu singkat: karena punya sayap (hal ini tidak berlaku bagi pesawat ulang alik yang take off memakai roket booster raksasa, dan mewahana di luar atmosfer dengan tiga roket kecilnya). Sebelum take off, pesawat harus mencapai kecepatan tertentu sebelum tekanan di permukaan bawah sayap lebih besar dari permukaan atasnya. Perbedaan tekanan ini dibantu oleh penampang sayap yang dinamakan airfoil; mirip bentuk ikan. Jika beda tekanan makin besar, gaya angkat yang ditimbulkan akan cukup untuk mengangkat bobot pesawat.
Struktur pesawat: kompleks tapi ringkih
Struktur pesawat adalah struktur mekanika paling kompleks namun ringkih. Saya kadang agak takut ketika take off dan landing karena membayangkan bahwa kulit pesawat yang cuma 2 mm itu terkena beban tarik, tekan, puntir, beban lelah dan getaran yang cukup signifikan untuk membuatnya collapse. Tapi ketakutan itu biasanya sirna ketika pramugari yang cantik mulai berjalan-jalan (hehe). Pesawat Boeing 737-300 atau 400 yang biasanya saya tumpangi umurnya sudah 20 tahun, jadi agak ngeri juga kalau membayangkan bagian maintenance-nya kurang teliti dalam melakukan inspeksi pesawat. Belum lagi ditambah probabilitas nyawa melayang yang tinggi jika sebuah pesawat jatuh: lebih dari 2/3 penumpang mati (survivor-nya di bawah 33 persen).
Kecelakaan pesawat
Saya selalu teringat Prof Oetarjo Diran kalau membicarakan kecelakaan pesawat. Beliau dulu ketua komisi kecelakaan pesawat. Pernah suatu hari saya ingat beliau mengatakan bahwa ada 1000 data yang bisa didapat dari pesawat; hanya dengan 500 data saja kita bisa tahu sikap pesawat dan penyebab kecelakaannya. Sebagian data bisa diperoleh dari black box yang merekam pembicaraan dalam kokpit (CDR = cockpit data recorder). Data juga bisa diperoleh dari pembicaraan pilot dengan air traffic control di bandara dalam FDR (flight data recorder). Jaman sekarang, proses perekaman audio di dalam black box sudah digital; tak lagi menggunakan pita kaset (analog). Investigasi kecelakaan lewat sesuatu yang digital kadang tak membuahkan hasil karena format data bisa hilang ketika bit informasi mengalami kerusakan atau hilang.
Dari data statistik, kecelakaan pesawat disebabkan oleh pilot error (37 persen), tak tentu atau hilang (33 persen), kegagalan mekanik (13 persen), cuaca (7 persen), sabotase (5 persen), humane error lain (4 persen) dan sebab lain (1 persen). Kecelakaan pesawat biasanya terjadi selama cruise (terbang jelajah) dan pada saat menanjak atau menurun.
sumber: halamansatu.net